Sang Penakluk Air

Posted 12.48 by Gita Yurnidasari P. in

Oosterscheldekerin
Oosterscheldekering, dam gagah perkasa yang berdiri kokoh diantara pulau Schouwen-Duiveland dan Noord-Beveland, merupakan salah satu dam yang hadir setelah peristiwa pahit yang pernah ditelan Belanda pada tahun 1953. Mungkin belum banyak orang yang tahu peristiwa apa yang tengah menimpa negeri ini pada tahun tersebut. 
Pada 31 Januari 1953, banjir bandang bertamu ke negara ini akibat adanya hantaman bencana alam yang berasal dari Eropa Barat. Bencana alam yang menghantam Eropa Barat saat itu berupa badai dan air pasang. Hantaman itu tak tanggung-tanggung. Banyak bendungan jebol karenanya. Dampaknya, banjir menjalar di sebagian propinsi Zeeland, Brabant utara dan Belanda selatan. Ketinggian air sekitar 5.6 meter di atas permukaan laut. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kesialan dan kerugian bagi Belanda. Bagaimana tidak, banjir yang tak terduga ini dengan sukses telah menewaskan sekitar 1836 orang, 30.000 hewan tenggelam, dan sekitar 156 hektar tanah terendam. Bahkan ratusan ribu orang kehilangan harta milik mereka.
Setelah peristiwa dahsyat itu, tepatnya pada 21 Februari 1953, Belanda tidak tinggal diam. Dengan sigap negeri ini membentuk komisi delta. Komisi delta berencana untuk meninggikan dan memperkuat tanggul-tanggul. Sementara saluran air laut ditahan dengan bendungan dan dinding penahan. Kemudian mereka membangun Oosterscheldekering. Oosterscheldekering adalah salah satu proyek Delta Works (Deltawerken) terbesar dan menjadi bangunan terbesar di dunia. Awalnya dam ini disuguhkan dalam keadaan tertutup. Akan tetapi, ada beberapa orang yang tidak setuju dengan tertutupnya dam ini dan akhirnya mengundang protes besar dari masyarakat, khususnya para nelayan .
“Kami ini adalah nelayan. Laut ini yang bisa membuat kami bertahan hidup sampai sekarang. Jika anda membuat penghalang di laut, maka air akan menjadi manis dan ikan-ikan akan mati. Lalu bagaimana nasib kami?!!” protes para nelayan.
Mengetahui hal tersebut, para insinyur Belanda yang tergabung dalam komisi delta langsung memutar otak untuk mendapatkan solusi terbaik, tentunya solusi yang tidak merugikan siapa pun. Bukan Belanda namanya kalau tidak bisa menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif. Akhirnya, mereka membuka Oosterscheldekering. Dam ini akan selalu terbuka, kecuali ketika ada bahaya dam ini akan tertutup.

Oosterscheldekering

Tentunya tidak mudah membangun Oosterscheldekering karena dam ini sengaja dirancang dan dibuat untuk dapat bertahan lebih dari 200 tahun. Belanda memang tak asal menciptakan Oosterscheldekering. Pembuatan dam ini telah memakan beberapa dekade karena saking sulit, rumit, dan detail untuk menghasilkan dam yang nantinya akan menyelamatkan ratusan bahkan ribuan penghuni di Belanda. Komposisi dam ini terdiri dari 65 pilar beton dan 62 pintu baja dengan lebar masing-masing 42 meter. Tinggi setiap pilar berkisar 30.25-38.75 meter dan berat 18000 ton. Komposisi ini cukup mendukung untuk pertahanan sesuai dengan yang mereka targetkan. Tak salah kalau Oosterscheldekering menyandang gelar sebagai salah satu dari  7 keajaiban modern dunia oleh The American Society of Civil Engineers

Pilar

Melihat kreativitas Belanda yang satu ini, saya merasa malu dengan negeri sendiri. Belanda yang luasnya tak seberapa ini mampu menciptakan ‘Penakluk Air’ yang mampu melindungi negerinya disaat banjir bertandang. Sedangkan Indonesia, tak mampu menciptakan hal semacam ini dengan alasan dana. Padahal Indonesia memiliki dana yang lebih dari cukup, cukup membuat para koruptor beraksi. Ah, kapan Indonesia bisa meniru kreativitas Belanda seperti ini? Entahlah.


0 comment(s) to... “Sang Penakluk Air”

0 comments:

Posting Komentar