Terima Kasih Tuhan

Posted 15.26 by Gita Yurnidasari P. in
Sore ini lagi dan lagi kota Bandung diguyur hujan yang sangat deras. Kilat dan petir yang hadir disela-sela hujan membuat suasana sore di kota Bandung menjadi gelap seperti malam. Aku pun terperangkap di kamar kosku. Tak banyak hal yang bisa aku lakukan di sore ini. Ingin menonton TV saja aku merasa takut karena saking ganasnya kilat dan petir yang menyambar. Ketika aku sedang terdiam sejenak memikirkan hal apa yang bisa aku lakukan di sore ini, tiba-tiba handphone aku berdering. Segera kuraih handphone-ku. Ternyata sebuah SMS dari seorang temanku. Aku buka SMS tersebut dan kubaca:
"Disaat orang tuamu tidur lelap, coba kamu pandangi dia dalam-dalam..
Bayangkan jika matanya takkan terbuka selamanya, tangannya tak mampu untuk menghapus air matamu..
Tak ada lagi nasehatnya yang selama ini sering kamu abaikan..
Bayangkan apabila orang tuamu sudah tiada..
Apakah kamu sudah mampu membahagiakannya yang sekian kalinya dia selalu membahagiakanmu..
Memenuhi kehendakmu?
Apakah kamu pernah terpikir, betapa besar pengorbanannya?"
***
Air mataku jatuh tak tertahan saat aku membaca SMS ini. Tanganku bergetar tidak karuan. SMS ini benar-benar membuatku malu akan diriku sendiri. Terlalu sering aku membuat Ayah dan Ibu merasa kecewa, membuat mereka kesal, membuat mereka marah, bahkan membuat mereka meneteskan air mata gara-gara ulahku. Walaupun begitu, Ayah dan Ibu tidak pernah sedikit pun membenciku. Justru rasa sayang dan cintanya kepadaku sangat besar.
Ya Tuhan, anak macam apa aku ini? Bisanya hanya membuat orang tua menderita. Padahal Ayah dan Ibu selalu berusaha membuatku tersenyum bahagia. Mereka sama sekali tidak ingin melihat aku sedih, susah, bahkan menderita.
Ya Tuhan...Ingin rasanya aku memeluk mereka, mencium kaki mereka untuk meminta maaf. Aku selalu berusaha untuk membuat mereka selalu tersenyum karena aku. Tapi tidak semudah aku merobek kertas. Tidak semudah aku membalikkan telapak tangan. Pengorbanan mereka untuk membahagiakan aku jauh lebih besar diandingkan pengorbanan aku untuk membuat mereka tersenyum bahagia. Sedari kecil sampai umurku menginjak 22 tahun sekarang ini, pengorabanan mereka untukku tidak pernah putus. Dari mentari pagi tersenyum sampai malam yang larut menyapa, mereka tiada hentinya bekerja keras untukku. Terkadang mereka sampai lupa akan kesehatan dirinya, yang mereka ingat hanyalah kesehatanku. Mereka tak pernah peduli berapa banyak keringat yang bercucuran, karena mereka hanya peduli dengan kebahagianku. Bahkan tak pernah sekali pun mereka mengeluh dan merasa lelah akan hal itu.
Sungguh, perjuangan dan pengorbanan yang sangat dashyat. Ingin rasanya aku membalas jasa-jasa mereka. Tapi aku tahu bahwa itu "Bagaikan punduk merindukan bulan". Karena terlalu banyaknya jasa-jasa mereka yang menemaniku selama ini dan itu semua sangat mustahil untuk dihitung. Sangat mustahil.
Ayah...Ibu...Mungkin sampai kapanpun aku tidak akan pernah sanggup untuk membalas semua jasa-jasa kalian. Dan samapi saat ini pun aku belum bisa sepenuhnya membuat kalian tersenyum bahagia karena aku. Tapi aku akan selalu berusaha dan memberikan yang terbaik untuk kalian. Karena kalian sungguh sangat berharga untukku. Kalian sangat sempurna untukku. Tak akan ada yang bisa menggantikan posisi kalian dalam hidupku. Terima kasih Tuhan, Kau telah menciptakan orang tua yang sangat hebat dan sempurna untukku.
"I know how wonderful my parents are,
But, what I wish for is the perfect way to know how much they mean to me.
You are the best for me."


0 comment(s) to... “Terima Kasih Tuhan”

0 comments:

Posting Komentar