Oosterscheldekerin |
Oosterscheldekering,
dam gagah perkasa yang berdiri kokoh diantara pulau Schouwen-Duiveland dan Noord-Beveland,
merupakan salah satu dam yang hadir setelah peristiwa pahit yang pernah ditelan
Belanda pada tahun 1953. Mungkin belum banyak orang yang tahu peristiwa apa
yang tengah menimpa negeri ini pada tahun tersebut.
Pada 31
Januari 1953, banjir bandang bertamu ke negara ini akibat adanya hantaman bencana
alam yang berasal dari Eropa Barat. Bencana alam yang menghantam Eropa Barat
saat itu berupa badai dan air pasang. Hantaman itu tak tanggung-tanggung. Banyak
bendungan jebol karenanya. Dampaknya, banjir menjalar di sebagian propinsi
Zeeland, Brabant utara dan Belanda selatan. Ketinggian air sekitar 5.6 meter di
atas permukaan laut. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kesialan dan kerugian
bagi Belanda. Bagaimana tidak, banjir yang tak terduga ini dengan sukses telah
menewaskan sekitar 1836 orang, 30.000 hewan tenggelam, dan sekitar 156 hektar
tanah terendam. Bahkan ratusan ribu orang kehilangan harta milik mereka.
Setelah
peristiwa dahsyat itu, tepatnya pada 21 Februari 1953, Belanda tidak tinggal diam.
Dengan sigap negeri ini membentuk komisi delta. Komisi delta berencana untuk
meninggikan dan memperkuat tanggul-tanggul. Sementara saluran air laut ditahan
dengan bendungan dan dinding penahan. Kemudian mereka membangun Oosterscheldekering. Oosterscheldekering adalah salah satu proyek Delta Works (Deltawerken) terbesar
dan menjadi bangunan terbesar di dunia. Awalnya dam ini disuguhkan dalam
keadaan tertutup. Akan tetapi, ada beberapa orang yang tidak setuju dengan tertutupnya
dam ini dan akhirnya mengundang protes besar dari masyarakat, khususnya para
nelayan .
“Kami ini adalah
nelayan. Laut ini yang bisa membuat kami bertahan hidup sampai sekarang. Jika
anda membuat penghalang di laut, maka air akan menjadi manis dan ikan-ikan akan
mati. Lalu bagaimana nasib kami?!!” protes para nelayan.
Mengetahui hal
tersebut, para insinyur Belanda yang tergabung dalam komisi delta langsung
memutar otak untuk mendapatkan solusi terbaik, tentunya solusi yang tidak
merugikan siapa pun. Bukan Belanda namanya kalau tidak bisa menghasilkan
sesuatu yang kreatif dan inovatif. Akhirnya, mereka membuka Oosterscheldekering.
Dam ini akan selalu terbuka, kecuali ketika ada bahaya dam ini akan tertutup.
Oosterscheldekering |
Tentunya tidak
mudah membangun Oosterscheldekering karena dam ini sengaja dirancang dan dibuat
untuk dapat bertahan lebih dari 200 tahun. Belanda memang tak asal menciptakan Oosterscheldekering.
Pembuatan dam ini telah memakan beberapa dekade karena saking sulit, rumit, dan
detail untuk menghasilkan dam yang nantinya akan menyelamatkan ratusan bahkan
ribuan penghuni di Belanda. Komposisi dam ini terdiri dari 65 pilar beton dan
62 pintu baja dengan lebar masing-masing 42 meter. Tinggi setiap pilar berkisar
30.25-38.75 meter dan berat 18000 ton. Komposisi ini cukup mendukung untuk
pertahanan sesuai dengan yang mereka targetkan. Tak salah kalau Oosterscheldekering menyandang
gelar sebagai salah satu dari 7
keajaiban modern dunia oleh The American Society of Civil Engineers.
Pilar |
Melihat
kreativitas Belanda yang satu ini, saya merasa malu dengan negeri sendiri. Belanda
yang luasnya tak seberapa ini mampu menciptakan ‘Penakluk Air’ yang mampu melindungi
negerinya disaat banjir bertandang. Sedangkan Indonesia, tak mampu menciptakan
hal semacam ini dengan alasan dana. Padahal Indonesia memiliki dana yang lebih
dari cukup, cukup membuat para koruptor beraksi. Ah, kapan Indonesia bisa
meniru kreativitas Belanda seperti ini? Entahlah.
0 comment(s) to... “Sang Penakluk Air”
0 comments:
Posting Komentar