Sambutan Hujan di Hat Yai

Posted 17.48 by Gita Yurnidasari P. in
Tidak ada banyak hal yang bisa saya ceritakan tentang Hat Yai karena ini kali pertama saya mengijakan kaki di Hat Yai yang hanya dalam waktu beberapa jam saja. Memang benar seperti yang dikatakan banyak orang tentang 10 Baht di dalam paspor. Di kota ini saya mengalami hal yang sama. Sopir minivan yang saya tumpangi meminta para penumpang untuk menyelipkan 10 Baht di dalam paspor. Tanpa banyak bertanya, saya lakukan saja sesuai permintaan sang sopir. Lagipula percuma saya bertanya. Si sopir tidak bisa berbahasa Inggris dan saya tidak bisa berbahasa Thailand. 

Di imigrasi Thailand, saya melihat dua antrian yang lumayan panjang di pos berbeda. Saya jadi agak deg-degan saat mengantri. Terlihat diantrian yang paling depan seorang bule perempuan yang ditanya-tanya cukup lama oleh petugas. Entah ditanya apa saya kurang tahu. Ketika tiba giliran saya, saya pun komat-kamit berdoa agar diberi kemudahan. Saking takutnya. Setelah beberapa menit petugas memeriksa paspor saya, akhirnya paspor saya nambah satu cap stempel lagi dan petugas mengembalikan paspor saya sambil tersenyum. Alhamdulillah, ternyata gampang dan tidak lama bagi saya untuk mendapatkan ijin masuk negara Thailand :)

Beres urusan migrasi, minivan yang saya tumpangi pun melaju menuju kota Hat Yai. Sepanjang perjalanan ditemani dengan hujan yang lumayan deras, di pingggir jalan saya melihat banyak tempat makan yang berlabel halal dengan simbol bulan dan bintang. Sering juga saya menjumpai perempuan-perempuan berjilbab disini. Penumpang yang duduk di depan saya pun perempuan berjilbab. Dan kalau saya dengar dari percakapan dia dan laki-laki disampingnya-suaminya-sepertinya mereka orang Thailand. 

Sekian lama saya menunggu, minivan saya belum sampai juga di kota Hat Yai. Karena saya merasa bosan diperjalanan, sesekali saya memutar playlist yang ada di ponsel saya, sesekali saya mengobrol dan bercanda dengan travelmates saya. Tak terasa tiba juga di kota Hat Yai tepat pukul 07.00 PM waktu setempat. Sopir minivan saya langsung menurunkan saya di depan counter tiket bus. Sesuai permintaan saya dan travelmates saya. Sebelum berangkat ke Hat Yai, kami meminta sopir untuk menurunkan kami di tempat yang menyediakan tiket bus ke Krabi. Walaupun beliau tidak begitu paham English, tapi untung saja beliau mengerti maksud kami. Karena hujan yang cukup deras, seegera kami berlari ke counter tersebut. 

Big bus yang akan mengantar kami ke Krabi pun akhirnya datang. Langsung saja kami masuk ke bus dan mencari nomer kursi yang tertera ditiket. Salah satu travelmates saya, Gitya, merasa sial saat itu. Dia mendapatkan kursi bus yang basah karena tetesan air dari AC. Mencoba berpindah ke kursi belakang, ternyata nasib kursi belakang sama saja. Basah. Dengan terpaksa dan tidak ada pilihan lain, akhirnya dia duduk di kursi tersebut.

Tepat di belakang saya, ada seorang laki-laki bule ganteng dengan memakai t-shirt bewarna hijau daun dan rambut agak sedikit plontos. Sebenarnya agak sedikit kurang jelas sih saya melihat dia karena malam dan lampu di bus tidak terlalu terang bagi saya. Saya tebak usianya sekitar 27 tahun. Tak sengaja saya melihat ke belakang dan dia pun melempar senyum ke arah saya. Seramah mungkin saya membalas senyumnya. Dengan iseng saya menantang seorang travelmates saya, Dini, yang duduk disamping saya. Kebetulan dia termasuk bule lovers.

"Tuh ada bule ganteng di belakang gw," tangan saya sengaja menyikut tangan Dini.
"Iya ganteng, mana dia tadi senyum-senyum mulu ke gw," katanya pede.
"Berani gak lo nyapa dia? Lo tanya aja, do you want to go to Krabi? Berani ga?" saya mengajukan tantangan.

Tanpa menjawab tantangan saya, Dini langsung saja nyelonong menyapa si bule yang tak berdosa itu. Alhasil terjadilah obrolan singkat antara saya, Dini, Gitya, dan si bule. Setelah berkenalan dan ngobrol ngalor-ngidul dengan si bule, akhirnya kami tahu siapa namanya dan darimana asalnya. Namanya Dan, asal London. Tak berapa lama, obrolan kami pun berhenti karena suhu AC di bus sudah mulai mendingin dan hujan di luar tak kunjung reda. Menambah suhu semakin bertambah dingin. Masing-masing kami mengenakan selimut yang disediakan di bus. Ditemani dengan alunan lagu Thailand yang mendayu-dayu, kami pun akhirnya terlelap juga.


Hat Yai, 5 Maret 2012


2 comment(s) to... “Sambutan Hujan di Hat Yai”

2 comments:

Adis mengatakan...

test test..



Adis mengatakan...

naaaaaaah bisaaaaaaaaa.. ngahahahaha... ini yang mau cerita cerita nginep di orang muslim thainya mana dongs ceritain pengalaman2 hitchiking nya juga..

Oh iya gita, jangan lupa pasang banner eaaaaaak~



Posting Komentar